Our social:

Friday 21 December 2012

PROFIL JENDRAL KANTJIL BAND

 
 
Biografi
Jendral Kantjil terbentuk pada awal Februari 2001. Saat itu, pionir dari pembentukan band ini, Panjul, masih suka memakai pakaian putih abu-abu. Awalnya, Panjul memberi nama band ini dengan nama TRUBUS, namun karena terinspirasi dari sebuah film nasional klasik yang berjudul “Jendral Kancil” akhirnya Panjul memutuskan untuk mengganti nama bandnya menjadi Jendral Kantjil, karena nama tersebut terkesan unik dan enak didengar, dan akhirnya Panjul menambahkan sedikit keunikan didalam nama band nya, yaitu dengan menambahkan ejaan klasik ‘TJ’ untuk mengganti huruf ‘C’ didalam kata ‘Kantjil’, tujuannya adalah supaya ada yang nanya .

Saat itu, Jendral Kantjil masih terpengaruh oleh ideologi punk rock yang kental, yang membuat Jendral Kantjil dikenal sebagai band punk rock di kotanya. Mereka sering memainkan lagu-lagu dari band-band punk rock luar negeri seperti The Casualties, The Exploited, The Business, Propaghandi, Blank 77 dan lain sebagainya. Terkadang Jendral Kantjil juga sering membawakan lagu-lagu dari band punk lokal yang bernama The United Smokers.

Pada tahun-tahun pertama Jendral Kantjil terbentuk, pergantian personil pun terjadi. Saat pertama kali terbentuk pada tahun 2001, Jendral Kantjil diperkuat oleh 5 orang remaja ABG, yaitu Panjul pada gitar, Putut pada bass, Deway pada drum, Ervan dan Odink sebagai vokal. Dengan lineup ini, Jendral Kantjil mulai mengarungi scene-scene punk rock terdekat di kota mereka. Dan pada saat yang sama, nama Jendral Kantjil pun mulai terdengar di berbagai komunitas punk di Bekasi. Namun, seiring berjalannya waktu, Jendral Kantjil mengalami pergantian personil karena berbagai alasan, dan akhirnya pada tahun 2002 Panjul memutuskan untuk bermain bass menggantikan Putut, personil baru yaitu Mbhoots menggantikan Panjul bermain gitar dan juga vokal, Motjil yang membantu meramaikan gitar Mbhoots (karena dia juga bermain gitar), dan posisi drum masih dipegang oleh Deway.

Melalui lineup yang fresh dan meyakinkan ini, Jendral Kantjil mulai berniat untuk mengembangkan sayapnya ke scene-scene yang berbeda. Karena mereka berfikir, punk rock adalah kebebasan dan tidak terhenti di satu komunitas saja. Pada akhirnya Jendral Kantjil membuka fikiran mereka dan mulai memainkan musik-musik punk yang bisa diterima di masyarakat luas. Mereka mulai bereksperimen akan jenis musik mereka yang notabene bergenre punk rock, namun mereka juga menyelipkan melodi-melodi unik didalam permainan musik mereka, yang pada akhirnya tersebutlah genre musik ‘melodic-punk’ yang berarti punk rock yang berirama dan melodis, dan Jendral Kantjil pun mulai terdengar lebih dewasa dalam permainan musik mereka, namun tetap pada attitude mereka yang berpegang teguh kepada kebebasan tanpa dimonopoli oleh pihak manapun.

Setelah Jendral Kantjil sudah tidak memakai pakaian putih abu-abu lagi alias sudah lulus sekolah, mereka mulai menganggap bahwa Jendral Kantjil mempunyai potensi untuk dibawa ke langkah selanjutnya. Hingga pada tahun 2004, Jendral Kantjil mendapat tawaran untuk meramaikan sebuah album kompilasi yang di garap oleh Boys and Girls Records yang bertajuk “From Family to Family”. Disana Jendral Kantjil menyumbangkan satu buah single mereka yang berjudul “Me, My Girlfriend and a Girl named Windy”. Melalui kompilasi ini akhirnya nama Jendral Kantjil mulai merebak di berbagai scene di beberapa kota di pulau Jawa.

Setelah bertahun-tahun mengarungi scene di berbagai kota, melakukan konser di sana-sini, Jendral Kantjil melakukan pergantian personil kembali. Mereka menarik Slebe, seorang vokalis dari band hardcore old-skool yang ternyata mempunyai karakter vokal yang amat unik jika dia tidak berteriak (karena pada band sebelumnya, Slebe melakukan teknik scream untuk bernyanyi) dan akhirnya Slebe mau bergabung. Dan Deway juga digantikan oleh Dicky, seorang mantan breakdancer yang mempunyai bakat bermain drum. Motjil pun tak luput dari pergantian. Dia digantikan oleh Phitoy, senior Panjul dan Mbhoots waktu mereka bersekolah dulu. Hingga saat ini, lineup personil ini tidak berubah sama sekali, dan melalui lineup inilah Jendral Kantjil akhirnya menelurkan sebuah Mini Album yang bertajuk “This Is What I Think About Love” pada tahun 2005 yang memuat 5 lagu karya mereka dan di rilis oleh record mereka sendiri yaitu Middlename Re-Chords.

Setelah melalui beribu-ribu konser dan gigs di berbagai kota dan desa, Jendral Kantjil memutuskan untuk membuat Full Album mereka. Akhirnya, pada kuartal akhir 2010, mereka berhasil melahirkan Album Debut mereka yang bertajuk “Bertahan” dan memuat 12 buah karya mereka dan album ini lumayan diterima oleh masyarakat.

Dengan bertambahnya seorang keyboardist dan synthesizer yang bernama Gerry, Jendral Kantjil bermaksud mengembangkan sayap musikalitasnya ke tahap yang lebih lembut dan lebih dewasa, karena mereka berfikir tidak selamanya musik punk itu identik dengan musik yang keras, yang terpenting adalah pergerakan dan keinginan untuk melakukan semua hal tanpa adanya intimidasi dari pihak manapun.

Saat ini, Jendral Kantjil adalah sekumpulan anak-anak muda yang melakukan kesenangan dalam bermain musik dan berusaha menjadi yang terbaik untuk orang-orang di sekitar mereka dengan cara mengerjakan semuanya sendiri, tanpa ada campur tangan pihak lain karena mereka yakin, mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan dengan melakukan itu semua sendiri, dan kepuasan yang didapatkan tak dapat tergantikan oleh apapun.

0 komentar:

Post a Comment