Dewa Gitar Steve Vai Bakal Konser di Jakarta
Jakarta - Pencinta musik rock
pasti tidak asing dengan "dewa" gitar Steve Vai. Gitaris asal Amerika
Serikat ini bakal menggelar konser pada 22 Juli 2013 di Tennis Indoor
Senayan, Jakarta.
Menurut Adri Subono dari Java Musikindo, mendatangkan Steve Vai bukan perkara mudah. Jadwal konsernya masih padat di Amerika dan Eropa. Sebuah keberuntungan bisa mendatangkan Vai ke Indonesia di tengah ketatnya jadwal konser.
Vai memulai karier pada 1980 bersama Frank Zappa, salah seorang musikus rock ternama dan legendaris di Amerika. Steve Vai selalu berada di pusaran band-band rock ternama dan mendunia.
Dia pernah main bersama Joe Satriani, Yngwie Malmsteen, dan Eric Johnson dalam kemasan konser G3 yang cukup fenomenal sampai sekarang. Tiga jawara gitar dunia itu bergabung dan bermain sepanggung dalam sebuah konser yang menuai pujian dari pengamat dan penikmat musik.
Di saat banyak musikus memilih berada dalam kategori tunggal, Steve Vai mempunyai visi musik yang unik dan orisinal. Ia piawai bermain di berbagai genre, mulai dari blues, jazz, rock, klasik, dan etnik. Belum lama ini Steve Vai menggelar konser bersama Tokyo Metropolitan Symphony Orchestra di Jepang.
Selain gitaris, Vai juga menulis lagu sekaligus penyanyi dan produser. Beberapa solo album telah dirilisnya, antara lain Flex Able (1984), Passion & Warfare (1990), Sex & Religion (1993), Alien Love Secrets (1995), Fire Garden (1996), Ultra Zone (1999), The 7th Song-Enchanting Guitar Melodies (2000), Alive in An Ultraworld (2001), dan album terakhirnya berjudul The Story of Lights (2012).
Semua albumnya diciptakan sendiri dengan keseimbangan antara kemampuan teknis musik dan kalimat puitis. Dan beberapa Grammy Award juga telah berhasil dikantongi Steve Vai, antara lain Best Rock Instrumental Album pada 1994, Best Pop Instrumental Album pada 2001 dan Best Rock Instrumental Performance pada 2008.
Steve Vai membawa pengaruh besar pada musik era pasca-grunge. Musikus seperti James “Munky” Shaffer dari Korn, Mike Eizinger dari Incubus, dan Tom Morello dari Audioslave menjadikan Vai sebagai inspirasi utama.
Di Indonesia sendiri, Steve Vai punya banyak penggemar setia. Banyak gitaris band Indonesia terpengaruh dan terinspirasi oleh teknik permainannya.
Konser Steve Vai nanti bakal dipenuhi oleh suara gitar yang membius telinga penonton, dan bisa jadi salah satu konser musik rock terbaik yang pernah digelar di Tanah Air. Jadi, bagi para gitaris, rasanya sebuah keharusan menonton sang dewa gitar ini memamerkan kepiawaiannya di panggung.
Penjualan tiket akan dimulai pada Sabtu, 18 Mei 2013. Harga tiket tribun Rp 295 ribu dan festival Rp 495 ribu.
Menurut Adri Subono dari Java Musikindo, mendatangkan Steve Vai bukan perkara mudah. Jadwal konsernya masih padat di Amerika dan Eropa. Sebuah keberuntungan bisa mendatangkan Vai ke Indonesia di tengah ketatnya jadwal konser.
Vai memulai karier pada 1980 bersama Frank Zappa, salah seorang musikus rock ternama dan legendaris di Amerika. Steve Vai selalu berada di pusaran band-band rock ternama dan mendunia.
Dia pernah main bersama Joe Satriani, Yngwie Malmsteen, dan Eric Johnson dalam kemasan konser G3 yang cukup fenomenal sampai sekarang. Tiga jawara gitar dunia itu bergabung dan bermain sepanggung dalam sebuah konser yang menuai pujian dari pengamat dan penikmat musik.
Di saat banyak musikus memilih berada dalam kategori tunggal, Steve Vai mempunyai visi musik yang unik dan orisinal. Ia piawai bermain di berbagai genre, mulai dari blues, jazz, rock, klasik, dan etnik. Belum lama ini Steve Vai menggelar konser bersama Tokyo Metropolitan Symphony Orchestra di Jepang.
Selain gitaris, Vai juga menulis lagu sekaligus penyanyi dan produser. Beberapa solo album telah dirilisnya, antara lain Flex Able (1984), Passion & Warfare (1990), Sex & Religion (1993), Alien Love Secrets (1995), Fire Garden (1996), Ultra Zone (1999), The 7th Song-Enchanting Guitar Melodies (2000), Alive in An Ultraworld (2001), dan album terakhirnya berjudul The Story of Lights (2012).
Semua albumnya diciptakan sendiri dengan keseimbangan antara kemampuan teknis musik dan kalimat puitis. Dan beberapa Grammy Award juga telah berhasil dikantongi Steve Vai, antara lain Best Rock Instrumental Album pada 1994, Best Pop Instrumental Album pada 2001 dan Best Rock Instrumental Performance pada 2008.
Steve Vai membawa pengaruh besar pada musik era pasca-grunge. Musikus seperti James “Munky” Shaffer dari Korn, Mike Eizinger dari Incubus, dan Tom Morello dari Audioslave menjadikan Vai sebagai inspirasi utama.
Di Indonesia sendiri, Steve Vai punya banyak penggemar setia. Banyak gitaris band Indonesia terpengaruh dan terinspirasi oleh teknik permainannya.
Konser Steve Vai nanti bakal dipenuhi oleh suara gitar yang membius telinga penonton, dan bisa jadi salah satu konser musik rock terbaik yang pernah digelar di Tanah Air. Jadi, bagi para gitaris, rasanya sebuah keharusan menonton sang dewa gitar ini memamerkan kepiawaiannya di panggung.
Penjualan tiket akan dimulai pada Sabtu, 18 Mei 2013. Harga tiket tribun Rp 295 ribu dan festival Rp 495 ribu.
pengen liat tapi lom prnh kjakarta sxpun. ntr malah nyasar...
ReplyDeletehuwaaaaaaaaaa.... ihk ihik... T_T