Our social:

Thursday 4 July 2013

Saat Burgerkill Menghajar Panggung Semarang


image
Burgerkill mengendalikan penonton saat konser di GOR Jatidiri, Semarang, (Foto: Garna Raditya)
Semarang - Seperti tidak pernah kehabisan energi, sepulangnya menggondol penghargaan Metal As Fu*k pada ajang bergengsi Golden Gods Awards dari majalah Metal Hammer di London, menggeber tur Spit The Venom. Dalam Djarum Super Rockadventure Burgerkill melawat ke-14 kota yang menguak bagaimana kancah metal berkembang dengan pesat. 

Mereka layak mendongakkan kepala, dihadapan khalayak internasional bersanding dengan grup-grup besar, bahkan menyisihkannya dari nominasi. Vicky dan Eben memenuhi undangan tersebut yang berlangsung di O2 Arena, London, Inggris, Senin (17/6). Selang sehari sesampainya di tanah air, Burgerkill langsung menggeber turm.

"Kami berdua saat itu belum sempat istirahat. Sehari kemudian kami berangkat untuk tur," ujar Eben dan kawan-kawan memulai turnya menuju Klaten pada 24 Juni lalu. Di bus yang berhias eksklusif atribut Burgerkill itu berisi total 16 penumpang termasuk tim produksi. Konsernya dibuka di Solo (25/6) bersama jawara metal lokal Down For Life sebagai band pembuka lalu melanjutkan ke Yogyakarta (26/6) dengan dikawal Captain Jack dan Death Vomit. Sedangkan di Salatiga (28/6) meski hanya puas tanpa konser, dipenuhi penggemarnya melalui Meet and Greet.

Di kota Lumpia, Sabtu (29/6) malam menjadi kota keempat yang diselenggarakan di GOR Jatidiri yang memiliki gedung yang cukup luas. Tantangan mereka bersama tim produksinya ialah bagaimana menaklukkan gedung ini. Sebab, dari berbagai konser yang ada sulit mengalahkan gaung yang cukup mendengung.

Raungan distorsi kentara, saat pedal dipijak oleh Agung memulai intro "Darah Hitam Kebencian" menyalak dari barisan para Begundal (julukan bagi penggemar Burgerkill). Mereka merangsek ke bibir barikade untuk lebih dekat, tak hanya melihat aksi namun juga bagaimana merasakan sensasi dentuman mesin metal dengan kekuatan tatasuara 40.000 watt.

Agaknya kuintet metalcore ini mampu menguasai ruangan yang membuat konser ini terdengar menggelegar di berbagai sudut. Belum lagi Andris begitu konstan bertubi-tubi mengendalikan set drum-nya dengan bertenaga saat mengawal nomor "Age of Versus."

Sedangkan Vicky serasa menggenggam kendali penonton disaat menyerukan "Under The Scars" yang juga dari album Venomous. Setlist dari album ini memang lebih dominan, meski begitu nomor-nomor dari albumBeyond Coma and Despair turut menjadi nomor yang ditunggu-tunggu. Visual dari LED panggung menampilkan potongan gambar saat almarhum Ivan ‘Scumbag’ Firmansyah berada dalam studio saat rekaman album yang dirilis 2007 tersebut. Di video itu, Ivan memetikkan gitar akustik menyanyikan "Tiga Titik Hitam" yang juga dimainkan mengiringi nomor yang sarat dengan kisah-kisah emosional.

Potongan video itu merupakan salah satu diantara sekitar 289 kaset Mini DV, 9 kaset VHS serta puluhan video berbagai format yang membuahkan DVD We Will Bleed yang dirilis beberapa bulan lalu.

"Kami mulai membongkar arsip yang ada dari tahun 2007, sejak Vicky resmi masuk formasi. Pada tur ini merupakan kesempatan untuk melakukan kembali memulai take video. Justru lebih banyak keriangan anak-anak diluar panggung yang kadang-kadang bertingkah konyol," kata Eben yang juga menjadi sutradara bagi film dokumenter tersebut. 

Syuting yang dilakukan selama tur, imbuhnya, pihaknya belum memastikan akan dibuat apa nantinya pada proyek dokumenter selanjutnya. Baginya, mengumpulkan arsip berupa video dan foto akan sangat berperan pada kelangsungan band terutama pada kelak nantinya.

"Saya selalu menganggap arsip video itu merupakan harta karun tak terhingga nilainya. Dari sana banyak yang mengingatkan kita akan perjalanan band ini. Dari hal-hal menyenangkan sampai yang dramatik sekalipun."

Soal "harta karun", diungkapkan juga oleh Dom Lawson, jurnalis Metal Hammer. Seperti yang dituturkan Eben, ia merasa mendapatkan "mutiara" yang terungkap dari eksotisme Indonesia. Dom sendiri telah menyaksikan langsung Bandung Berisik pada tahun 2012 dan 2013 yang membuat dirinya tercengang luar biasa akan kebangkitan musik metal ekstrem terutama di ranah Asia. Diam-diam Dom menyusun observasinya selama Burgerkill mengeluarkan berbagai rilisan. 

Ditengah set, Vicky menyambut Aji, vokalis Down For Life untuk memasuki panggung yang sebelumnya ia kuasai membuka konser. Intro "I'm Broken" dari Pantera menjadi kekuatan tersendiri saat duet vokalis tersebut menampilkan keakrabannya selama sepanggung di dua kota, Solo dan Semarang.

"Ini kesempatan kami untuk belajar tentang banyak hal. Mulai dari tentang hal remeh temeh hingga perkara teknis. Suatu kehormatan bisa sepanggung dengan Burgerkill," kata Aji. Menggenapi set, Burgerkill memungkasi dengan nomor klasik "Atur Aku" milik Puppen menjadi mesin metalcore yang bertenaga.

0 komentar:

Post a Comment