Dua tahun berjalan, Apocalypse Grind masih mampu bertahan dengan seluruh personel asli mereka. Yakni Rendhy pada vokal, Ardian (gitar), Rizky (bas), dan Galuh (drum). Mereka juga terus mengasah mata pisau musik mereka dalam balutan brutal death metal.

Bagi Rendhy, Ardian, Rizky, dan Galuh, bendera Apocalypse Grind bukan sekadar katarsis untuk melepas kegelisahan hidup dan semacamnya. Mereka juga memproyeksikan Apocalypse Grind sebagai cara untuk melestarikan kultur metal di tempat mereka hidup yang sejak dua dekade lalu diretas Funeral, Necromancy, Morbus Corpse, Voila, Jasad, dan sebagainya.